Sahabat Bunda Dalam Mengoptimalkan
Sahabat Bunda Dalam Mengoptimalkan Perkembangan Anak
Kamis, 24 Februari 2011
Dekapan Bunda: Anak Tantrum
Dekapan Bunda: Anak Tantrum: "Andi menangis, menjerit-jerit dan berguling-guling di lantai karena menuntut ibunya untuk membelikan mainan mobil-mobilan di sebuah hyperma..."
Anak Tantrum
Andi menangis, menjerit-jerit dan berguling-guling di lantai karena menuntut ibunya untuk membelikan mainan mobil-mobilan di sebuah hypermarket di Jakarta? Ibunya sudah berusaha membujuk Andi dan mengatakan bahwa sudah banyak mobil-mobilan di rumahnya. Namun Andi malah semakin menjadi-jadi. Ibunya menjadi serba salah, malu dan tidak berdaya menghadapi anaknya. Di satu sisi, ibunya tidak ingin membelikan mainan tersebut karena masih ada kebutuhan lain yang lebih mendesak. Namun disisi lain, kalau tidak dibelikan maka ia kuatir Andi akan menjerit-jerit semakin lama dan keras, sehingga menarik perhatian semua orang dan orang bisa saja menyangka dirinya adalah orangtua yang kejam. Ibunya menjadi bingung....., lalu akhirnya ia terpaksa membeli mainan yang diinginkan Andi. Benarkah tindakan sang Ibu?
Temper Tantrum
Kejadian di atas merupakan suatu kejadian yang disebut sebagai Temper
Tantrums atau suatu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol.
Temper Tantrum (untuk selanjutnya disebut sebagai Tantrum) seringkali muncul
pada anak usia 15 (lima belas) bulan sampai 6 (enam) tahun.
Tantrum biasanya terjadi pada anak yang aktif dengan energi berlimpah.
Tantrum juga lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap "sulit", dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
Memiliki kebiasaan tidur, makan dan buang air besar tidak teratur.
Sulit menyukai situasi, makanan dan orang-orang baru.
Lambat beradaptasi terhadap perubahan.
- Moodnya (suasana hati) lebih sering negatif.
- Mudah terprovokasi, gampang merasa marah/kesal.
- Sulit dialihkan perhatiannya.
Tantrum termanifestasi dalam berbagai perilaku. Di bawah ini adalah beberapa contoh perilaku Tantrum, menurut tingkatan usia:
Di bawah usia 3 tahun:
Menangis
Memukul
Menggigit
Menendang
Menjerit
Memekik-mekik
Melengkungkan punggung
Melempar badan ke lantai
Memukul-mukulkan tangan
Menahan nafas
Membentur-benturkan kepala
- Melempar-lempar barang
Usia 3 - 4 tahun:
Perilaku-perilaku tersebut diatas
Menghentak-hentakan kaki
Berteriak-teriak
Meninju
Membanting pintu
Mengkritik
- Merengek
Usia 5 tahun ke atas:
- Perilaku- perilaku tersebut pada 2 (dua) kategori usia di atas
- Memaki
- Menyumpah
- Memukul kakak/adik atau temannya
- Mengkritik diri sendiri
- Memecahkan barang dengan sengaja
- Mengancam
Faktor Penyebab
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Tantrum. Diantaranya
adalah sebagai berikut:
- Terhalangnya keinginan anak mendapatkan sesuatu. Setelah tidak berhasil meminta sesuatu dan tetap menginginkannya, anak mungkin saja memakai cara Tantrum untuk menekan orangtua agar mendapatkan yang ia inginkan, seperti pada contoh kasus di awal.
- Ketidakmampuan anak mengungkapkan diri. Anak-anak punya keterbatasan bahasa, ada saatnya ia ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak bisa, dan orangtuapun tidak bisa mengerti apa yang diinginkan. Kondisi ini dapat memicu anak menjadi frustrasi dan terungkap dalam bentuk Tantrum.
- Tidak terpenuhinya kebutuhan. Anak yang aktif membutuh ruang dan waktu yang cukup untuk selalu bergerak dan tidak bisa diam dalam waktu yang lama. Kalau suatu saat anak tersebut harus menempuh perjalanan panjang dengan mobil (dan berarti untuk waktu yang lama dia tidak bisa bergerak bebas), dia akan merasa stres. Salah satu kemungkinan cara pelepasan stresnya adalah Tantrum. Contoh lain: anak butuh kesempatan untuk mencoba kemampuan baru yang dimilikinya. Misalnya anak umur 3 tahun yang ingin mencoba makan sendiri, atau umur anak 4 tahun ingin mengambilkan minum yang memakai wadah gelas kaca, tapi tidak diperbolehkan oleh orangtua atau pengasuh. Maka untuk melampiaskan rasa marah atau kesal karena tidak diperbolehkan, ia memakai cara Tantrum agar diperbolehkan.
- Pola asuh orangtua. Cara orangtua mengasuh anak juga berperan untuk menyebabkan Tantrum. Anak yang terlalu dimanjakan dan selalu mendapatkan apa yang diinginkan, bisa tantrum ketika suatu kali permintaannya ditolak. Bagi anak yang terlalu dilindungi dan didominasi oleh orangtuanya, sekali waktu anak bisa jadi bereaksi menentang dominasi orangtua dengan perilaku Tantrum. Orangtua yang mengasuh secara tidak konsisten juga bisa menyebabkan anak Tantrum. Misalnya, orangtua yang tidak punya pola jelas kapan ingin melarang kapan ingin mengizinkan anak berbuat sesuatu dan orangtua yang seringkali mengancam untuk menghukum tapi tidak pernah menghukum. Anak akan dibingungkan oleh orangtua dan menjadi Tantrum ketika orangtua benar-benar menghukum. Atau pada ayah-ibu yang tidak sependapat satu sama lain, yang satu memperbolehkan anak, yang lain melarang. Anak bisa jadi akan Tantrum agar mendapatkan keinginannya dan persetujuan dari kedua orangtua.
- Anak merasa lelah, lapar, atau dalam keadaan sakit.
- Anak sedang stres (akibat tugas sekolah, dll) dan karena merasa tidak aman (insecure).
Tindakan
Dalam buku Tantrums Secret to Calming the Storm (La Forge: 1996) banyak
ahli perkembangan anak menilai bahwa Tantrum adalah suatu perilaku yang masih
tergolong normal yang merupakan bagian dari proses perkembangan, suatu periode
dalam perkembangan fisik, kognitif dan emosi anak. Sebagai bagian dari proses
perkembangan, episode Tantrum pasti berakhir. Beberapa hal positif yang bisa
dilihat dari perilaku Tantrum adalah bahwa dengan Tantrum anak ingin
menunjukkan independensinya, mengekpresikan individualitasnya, mengemukakan
pendapatnya, mengeluarkan rasa marah dan frustrasi dan membuat orang dewasa
mengerti kalau mereka bingung, lelah atau sakit. Namun demikian bukan berarti
bahwa Tantrum sebaiknya harus dipuji dan disemangati (encourage). Jika
orangtua membiarkan Tantrum berkuasa (dengan memperbolehkan anak mendapatkan
yang diinginkannya setelah ia Tantrum, seperti ilustrasi di atas) atau bereaksi
dengan hukuman-hukuman yang keras dan paksaan-paksaan, maka berarti orangtua
sudah menyemangati dan memberi contoh pada anak untuk bertindak kasar dan
agresif (padahal sebenarnya tentu orangtua tidak setuju dan tidak menginginkan
hal tersebut). Dengan bertindak keliru dalam menyikapi Tantrum, orangtua juga
menjadi kehilangan satu kesempatan baik untuk mengajarkan anak tentang
bagaimana caranya bereaksi terhadap emosi-emosi yang normal (marah, frustrasi,
takut, jengkel, dll) secara wajar dan bagaimana bertindak dengan cara yang
tepat sehingga tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain ketika sedang
merasakan emosi tersebut.
Pertanyaan sebagian besar orangtua adalah bagaimana cara terbaik dalam
menyikapi anak yang mengalami Tantrum. Untuk menjawab pertanyaan tersebut kami
mencoba untuk memberikan beberapa saran tentang tindakan-tindakan yang
sebaiknya dilakukan oleh orangtua untuk mengatasi hal tersebut.
Tindakan-tindakan ini terbagi dalam 3 (tiga) bagian, yaitu:
- Mencegah terjadinya Tantrum
- Menangani Anak yang sedang mengalami Tantrum
- Menangani anak pasca Tantrum
Pencegahan
Langkah pertama untuk mencegah terjadinya Tantrum adalah dengan mengenali
kebiasaan-kebiasaan anak, dan mengetahui secara pasti pada kondisi-kondisi
seperti apa muncul Tantrum pada si anak. Misalnya, kalau orangtua tahu bahwa
anaknya merupakan anak yang aktif bergerak dan gampang stres jika terlalu lama
diam dalam mobil di perjalanan yang cukup panjang. Maka supaya ia tidak
Tantrum, orangtua perlu mengatur agar selama perjalanan diusahakan
sering-sering beristirahat di jalan, untuk memberikan waktu bagi anak
berlari-lari di luar mobil.
Tantrum juga dapat dipicu karena stres akibat tugas-tugas sekolah yang
harus dikerjakan anak. Dalam hal ini mendampingi anak pada saat ia mengerjakan
tugas-tugas dari sekolah (bukan membuatkan tugas-tugasnya lho!!!) dan
mengajarkan hal-hal yang dianggap sulit, akan membantu mengurangi stres pada
anak karena beban sekolah tersebut. Mendampingi anak bahkan tidak terbatas pada
tugas-tugas sekolah, tapi juga pada permainan-permainan, sebaiknya anak pun
didampingi orangtua, sehingga ketika ia mengalami kesulitan orangtua dapat
membantu dengan memberikan petunjuk.
Langkah kedua dalam mencegah Tantrum adalah dengan melihat bagaimana cara
orangtua mengasuh anaknya. Apakah anak terlalu dimanjakan? Apakah orangtua
bertindak terlalu melindungi (over protective), dan terlalu suka melarang?
Apakah kedua orangtua selalu seia-sekata dalam mengasuh anak? Apakah orangtua
menunjukkan konsistensi dalam perkataan dan perbuatan?
Jika anda merasa terlalu memanjakan anak, terlalu melindungi dan
seringkali melarang anak untuk melakukan aktivitas yang sebenarnya sangat
dibutuhkan anak, jangan heran jika anak akan mudah tantrum jika kemauannya
tidak dituruti. Konsistensi dan kesamaan persepsi dalam mengasuh anak juga
sangat berperan. Jika ada ketidaksepakatan, orangtua sebaiknya jangan berdebat
dan beragumentasi satu sama lain di depan anak, agar tidak menimbulkan
kebingungan dan rasa tidak aman pada anak. Orangtua hendaknya menjaga agar anak
selalu melihat bahwa orangtuanya selalu sepakat dan rukun.
Ketika Tantrum Terjadi
Jika Tantrum tidak bisa dicegah dan tetap terjadi, maka beberapa tindakan
yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua adalah:
- Memastikan segalanya aman. Jika Tantrum terjadi di muka umum, pindahkan anak ke tempat yang aman untuknya melampiaskan emosi. Selama Tantrum (di rumah maupun di luar rumah), jauhkan anak dari benda-benda, baik benda-benda yang membahayakan dirinya atau justru jika ia yang membahayakan keberadaan benda-benda tersebut. Atau jika selama Tantrum anak jadi menyakiti teman maupun orangtuanya sendiri, jauhkan anak dari temannya tersebut dan jauhkan diri Anda dari si anak.
- Orangtua harus tetap tenang, berusaha menjaga emosinya sendiri agar tetap tenang. Jaga emosi jangan sampai memukul dan berteriak-teriak marah pada anak.
- Tidak mengacuhkan Tantrum anak (ignore). Selama Tantrum berlangsung, sebaiknya tidak membujuk-bujuk, tidak berargumen, tidak memberikan nasihat-nasihat moral agar anak menghentikan Tantrumnya, karena anak toh tidak akan menanggapi/mendengarkan. Usaha menghentikan Tantrum seperti itu malah biasanya seperti menyiram bensin dalam api, anak akan semakin lama Tantrumnya dan meningkat intensitasnya. Yang terbaik adalah membiarkannya. Tantrum justru lebih cepat berakhir jika orangtua tidak berusaha menghentikannnya dengan bujuk rayu atau paksaan.
- Jika perilaku Tantrum dari menit ke menit malahan bertambah buruk dan tidak selesai-selesai, selama anak tidak memukul-mukul Anda, peluk anak dengan rasa cinta. Tapi jika rasanya tidak bisa memeluk anak dengan cinta (karena Anda sendiri rasanya malu dan jengkel dengan kelakuan anak), minimal Anda duduk atau berdiri berada dekat dengannya. Selama melakukan hal inipun tidak perlu sambil menasihati atau complaint (dengan berkata: "kamu kok begitu sih nak, bikin mama-papa sedih"; "kamu kan sudah besar, jangan seperti anak kecil lagi dong"), kalau ingin mengatakan sesuatu, cukup misalnya dengan mengatakan "mama/papa sayang kamu", "mama ada di sini sampai kamu selesai". Yang penting di sini adalah memastikan bahwa anak merasa aman dan tahu bahwa orangtuanya ada dan tidak menolak (abandon) dia.
Ketika Tantrum Telah Berlalu
Saat Tantrum anak sudah berhenti, seberapapun parahnya ledakan emosi yang
telah terjadi tersebut, janganlah diikuti dengan hukuman, nasihat-nasihat,
teguran, maupun sindiran. Juga jangan diberikan hadiah apapun, dan anak tetap
tidak boleh mendapatkan apa yang diinginkan (jika Tantrum terjadi karena
menginginkan sesuatu). Dengan tetap tidak memberikan apa yang diinginkan si
anak, orangtua akan terlihat konsisten dan anak akan belajar bahwa ia tidak
bisa memanipulasi orangtuanya.
Berikanlah rasa cinta dan rasa aman Anda kepada anak. Ajak anak, membaca
buku atau bermain sepeda bersama. Tunjukkan kepada anak, sekalipun ia telah
berbuat salah, sebagai orangtua Anda tetap mengasihinya.
Setelah Tantrum berakhir, orangtua perlu mengevaluasi mengapa sampai
terjadi Tantrum. Apakah benar-benar anak yang berbuat salah atau orangtua yang
salah merespon perbuatan/keinginan anak? Atau karena anak merasa lelah,
frustrasi, lapar, atau sakit? Berpikir ulang ini perlu, agar orangtua bisa
mencegah Tantrum berikutnya.
Jika anak yang dianggap salah, orangtua perlu berpikir untuk mengajarkan
kepada anak nilai-nilai atau cara-cara baru agar anak tidak mengulangi
kesalahannya. Kalau memang ingin mengajar dan memberi nasihat, jangan dilakukan
setelah Tantrum berakhir, tapi lakukanlah ketika keadaan sedang tenang dan
nyaman bagi orangtua dan anak. Waktu yang tenang dan nyaman adalah ketika
Tantrum belum dimulai, bahkan ketika tidak ada tanda-tanda akan terjadi
Tantrum. Saat orangtua dan anak sedang gembira, tidak merasa frustrasi, lelah
dan lapar merupakan saat yang ideal.
Dari uraian diatas dapat terlihat bahwa kalau orangtua memiliki anak yang "sulit" dan mudah menjadi Tantrum, tentu tidak adil jika dikatakan sepenuhnya kesalahan orangtua. Namun harus diakui bahwa orangtualah yang punya peranan untuk membimbing anak dalam mengatur emosinya dan mempermudah kehidupan anak agar Tantrum tidak terus-menerus meletup. Beberapa saran diatas mungkin dapat berguna bagi anda terutama bagi para ibu/ayah muda yang belum memiliki pengalaman mengasuh anak. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
Sabtu, 19 Februari 2011
Raksasa Yang Egois
Dahulu
kala, ada sebuah taman yang sangat luas dan cantik, milik seorang
raksasa. Taman itu sangat indah dengan rumput yang hijau dan lembut,
bunga-bunga yang cantik, dan puluhan pohon yang berbuah lebat.
Setiap siang, anak-anak masuk ke dalam taman itu untuk bermain dan mendengarkan burung-burung berkicau merdu dari pohon-pohon.
Raksasa sedang pergi selama 5 tahun mengunjungi keluarganya di negeri lain. Sekarang, dia kembali ke rumahnya, sebuah rumah yang sangat besar dengan taman di depannya. Saat tiba di taman, ia melihat anak-anak sedang bermain disana. Raksasa lalu memarahi mereka, “Apa yang kalian lakukan disini? Pergi! Ini taman milikku!” Anak-anak yang ketakutan berlari meninggalkan taman itu.
Karena tidak ingin ada orang lain yang ikut menikmati keindahan tamannya lagi, raksasa lalu membangun tembok yang tinggi mengelilingi taman itu, dan memadang tulisan “Yang masuk tanpa ijin akan dihukum!” Anak-anak kehilangan taman itu. Sesekali mereka memanjat dan melongok melewati tembok yang tinggi, memandangi taman itu dan dengan sedihnya membicarakan permainan-permainan yang dulu mereka lakukan disana.
Hari demi hari berlalu. Bunga-bunga di taman itu tidak lagi bermekaran. Burung-burung tidak lagi berkicau dan pohon-pohon berhenti berbuah. Rumput dan daun-daun yang dulunya subur dan hijau kini menjadi kering dan berwarna coklat. Raksasa tidak mengerti mengapa taman miliknya menjadi tidak indah lagi.
Pada suatu pagi, raksasa mendengar suara musik yang mengalun. Ternyata itu adalah suara kicauan burung di luar jendelanya. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia mendengar kicauan burung yang indah seperti itu.
Raksasa mendekat ke jendela dan mendengarkan kicauan burung itu dengan sedih. “Apa yang terjadi dengan tamanku? Aku berharap tamanku bisa menjadi indah seperti dulu, dengan burung-burung yang berkicau merdu seperti kamu.” kata raksasa kepada burung itu. Burung itu terbang mendekati raksasa dan berkata “Tamanmu tidak akan sama lagi tanpa kehadiran anak-anak itu. Tamanmu merindukan gelak tawa dan suara anak-anak yang riang. Pohon, bunga-bunga, rumput, dan kami para burung menginginkan kehadiran anak-anak yang menjadikan tempat ini kembali penuh keceriaan.”
Raksasa menyadari kesalahannya. Selama ini ia terlalu egois, dan akibatnya ia hidup sendirian dan merasa kesepian.
Raksasa pun mengambil palu besar dan menghancurkan tembok yang mengelilingi tamannya. Dibuangnya tulisan peringatan yang dipasangnya dulu, dan dipanggilnya anak-anak untuk bermain di taman. Awalnya anak-anak merasa takut. Akan tetapi ketika mereka melihat wajah raksasa yang sekarang menjadi ramah, mereka mengikutinya ke taman untuk bermain disana. Lagipula, anak-anak itu juga rindu bermain di taman itu.
Taman milik raksasa itu pun kembali penuh dengan anak-anak yang bermain gembira. Bunga-bunga pun kembali bermekaran diantara rerumputan yang hijau. Daun-daun dan buah-buahan memenuhi pohon-pohon, beserta burung-burung yang berkicau dengan merdu.
Raksasa berkata kepada anak-anak, “Sekarang, tamanku adalah taman milik kalian juga.” Sekarang raksasa tidak hanya memiliki sebuah taman yang indah, tetapi ia juga memiliki banyak teman-teman kecil yang ceria.
Setiap siang, anak-anak masuk ke dalam taman itu untuk bermain dan mendengarkan burung-burung berkicau merdu dari pohon-pohon.
Raksasa sedang pergi selama 5 tahun mengunjungi keluarganya di negeri lain. Sekarang, dia kembali ke rumahnya, sebuah rumah yang sangat besar dengan taman di depannya. Saat tiba di taman, ia melihat anak-anak sedang bermain disana. Raksasa lalu memarahi mereka, “Apa yang kalian lakukan disini? Pergi! Ini taman milikku!” Anak-anak yang ketakutan berlari meninggalkan taman itu.
Karena tidak ingin ada orang lain yang ikut menikmati keindahan tamannya lagi, raksasa lalu membangun tembok yang tinggi mengelilingi taman itu, dan memadang tulisan “Yang masuk tanpa ijin akan dihukum!” Anak-anak kehilangan taman itu. Sesekali mereka memanjat dan melongok melewati tembok yang tinggi, memandangi taman itu dan dengan sedihnya membicarakan permainan-permainan yang dulu mereka lakukan disana.
Hari demi hari berlalu. Bunga-bunga di taman itu tidak lagi bermekaran. Burung-burung tidak lagi berkicau dan pohon-pohon berhenti berbuah. Rumput dan daun-daun yang dulunya subur dan hijau kini menjadi kering dan berwarna coklat. Raksasa tidak mengerti mengapa taman miliknya menjadi tidak indah lagi.
Pada suatu pagi, raksasa mendengar suara musik yang mengalun. Ternyata itu adalah suara kicauan burung di luar jendelanya. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia mendengar kicauan burung yang indah seperti itu.
Raksasa mendekat ke jendela dan mendengarkan kicauan burung itu dengan sedih. “Apa yang terjadi dengan tamanku? Aku berharap tamanku bisa menjadi indah seperti dulu, dengan burung-burung yang berkicau merdu seperti kamu.” kata raksasa kepada burung itu. Burung itu terbang mendekati raksasa dan berkata “Tamanmu tidak akan sama lagi tanpa kehadiran anak-anak itu. Tamanmu merindukan gelak tawa dan suara anak-anak yang riang. Pohon, bunga-bunga, rumput, dan kami para burung menginginkan kehadiran anak-anak yang menjadikan tempat ini kembali penuh keceriaan.”
Raksasa menyadari kesalahannya. Selama ini ia terlalu egois, dan akibatnya ia hidup sendirian dan merasa kesepian.
Raksasa pun mengambil palu besar dan menghancurkan tembok yang mengelilingi tamannya. Dibuangnya tulisan peringatan yang dipasangnya dulu, dan dipanggilnya anak-anak untuk bermain di taman. Awalnya anak-anak merasa takut. Akan tetapi ketika mereka melihat wajah raksasa yang sekarang menjadi ramah, mereka mengikutinya ke taman untuk bermain disana. Lagipula, anak-anak itu juga rindu bermain di taman itu.
Taman milik raksasa itu pun kembali penuh dengan anak-anak yang bermain gembira. Bunga-bunga pun kembali bermekaran diantara rerumputan yang hijau. Daun-daun dan buah-buahan memenuhi pohon-pohon, beserta burung-burung yang berkicau dengan merdu.
Raksasa berkata kepada anak-anak, “Sekarang, tamanku adalah taman milik kalian juga.” Sekarang raksasa tidak hanya memiliki sebuah taman yang indah, tetapi ia juga memiliki banyak teman-teman kecil yang ceria.
Si Kancil dan Siput
Pada
suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali
untuk dibuka. “Aaa....rrrrgh”, si kancil nampak sesekali menguap.
Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika
menyia-nyiakannya. Ia mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk
mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil
berteriak dengan sombongnya, “Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang
paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa
menandingi kecerdasan dan kepintaranku”.
Sambil
membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit.
Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. “Hai kancil !”,
sapa si siput. “Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang
bergembira?”, tanya si siput. “Tidak, aku hanya ingin memberitahukan
pada semua penghuni hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik
dan pintar”, jawab si kancil dengan sombongnya.
“Sombong
sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini”, kata
si Siput. “Hahahaha......., mana mungkin” ledek Kancil. “Untuk
membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?”, tantang si
Siput. “Baiklah, aku terima tantanganmu”, jawab si Kancil. Akhirnya
mereka berdua setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi.
Setelah
si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia
meminta tolong agar teman-temannya berbaris dan bersembunyi di jalur
perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil.
Akhirnya
hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk
lomba lari. “Apakah kau sudah siap untuk berlomba lari denganku”, tanya
si kancil. “Tentu saja sudah, dan aku pasti menang”, jawab si siput.
Kemudian si siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan
memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana si siput.
Kancil
berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah
beberapa langkah, si kancil mencoba untuk memanggil si siput.
“Siput....sudah sampai mana kamu?”, teriak si kancil. “Aku ada di
depanmu!”, teriak si siput. Kancil terheran-heran, dan segera
mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi, dan si
siput menjawab dengan kata yang sama.”Aku ada didepanmu!”
Akhirnya
si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul
dan berkata kalau dia ada depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya
terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal.
Kancil
berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil
sangat gembira sekali, karena waktu dia memanggil siput, sudah tidak ada
jawaban lagi. Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari
itu.
Betapa
terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu
dekat garis finish. “Hai kancil, kenapa kamu lama sekali? Aku sudah
sampai dari tadi!”, teriak si siput. Dengan menundukkan kepala, si
kancil menghampiri si siput dan mengakui kekalahannya. “Makanya jangan
sombong, kamu memang cerdik dan pandai, tetapi kamu bukanlah yang
terpandai dan cerdik”, kata si siput. “Iya, maafkan aku siput, aku tidak
akan sombong lagi”, kata si kancil.
Peri dan Hutan Berkabut
Di
sebuah desa hiduplah seorang anak perempuan yang lugu. Sheila namanya.
Ia senang sekali bermain di tepi hutan. Ibunya selalu mengingatkannya
agar tak terlalu jauh masuk ke hutan. Penduduk desa itu percaya, orang
yang terlalu jauh masuk ke hutan, tak akan pernah kembali. Bagian dalam
hutan itu diselubungi kabut tebal. Tak seorang pun dapat menemukan jalan
pulang jika sudah tersesat.
Sheila
selalu mengingat pesan ibunya. Namun ia juga penasaran ingin mengetahui
daerah berkabut itu. Setiap kali pergi bermain, ibu Sheila selalu
membekalinya dengan sekantong kue, permen, coklat, dan sebotol jus buah.
Sheila sering datang ke tempat perbatasan kabut di hutan. Ia duduk di
bawah pohon dan menikmati bekalnya di sana. Sheila ingin sekali
melangkahkan kakinya ke dalam daerah berkabut itu. Namun ia takut.
Suatu
kali, seperti biasa Sheila datang ke daerah perbatasan kabut. Seperti
biasa ia duduk menikmati bekalnya. Tiba-tiba Sheila merasa ada beberapa
pasang mata memperhatikannya. Ia mengarahkan pandangan ke sekeliling
untuk mencari tahu. Namun Sheila tak menemukan siapa-siapa. “Hei! Siapa
pun itu, keluarlah! Jika kalian mau, kalian dapat makan kue bersamaku,”
teriak Sheila penasaran.
Mendengar
tawaran Sheila, beberapa makhluk memberanikan diri muncul di depan
Sheila. Tampak tiga peri di hadapan Sheila. Tubuh mereka hanya separuh
tinggi badan Sheila. Di punggungnya ada sayap. Telinga mereka berujung
lancip. Dengan takut-takut mereka menghampiri Sheila. Anak kecil
pemberani itu tanpa ragu-ragu menyodorkan bekalnya untuk dimakan
bersama-sama. Peri-peri itu bernama Pio, Plea, dan Plop. Ketiga peri itu
kakak beradik.
Sejak
saat itu Sheila dan ketiga kawan barunya sering makan bekal
bersama-sama. Kadang mereka saling bertukar bekal. Suatu hari Sheila
bertanya kepada ketiga temannya, “Pio, Plea, Plop. Mengapa ada daerah
berkabut di hutan ini? Apa isinya? Dan mengapa tak ada yang pernah
kembali? Kalian tinggal di hutan sebelah mana?” tanya Sheila penuh ingin
tahu. Mendengar pertanyaan Sheila ketiga peri itu saling bertukar
pandang. Mereka tahu jawabannya namun ragu untuk memberi tahu Sheila.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya mereka memberitahu rahasia hutan
berkabut yang hanya diketahui para peri.
“Para
peri tinggal di balik hutan berkabut. Termasuk kami. Kabut itu adalah
pelindung agar tak seorang pun dapat masuk ke wilayah kami tanpa izin.
Kami tiga bersaudara adalah peri penjaga daerah berkabut. Jika kabut
menipis, kami akan meniupkannya lagi banyak-banyak. Jika ada tamu yang
tak diundang masuk ke wilayah kami, kami segera membuatnya tersesat,”
jelas Pio, Plea, Plop.
Sheila
terkagum-kagum mendengarnya. “Bisakah aku datang ke negeri kalian suatu
waktu?” tanya Sheila berharap. Ketiga peri itu berembuk sejenak.
“Baiklah. Kami akan mengusahakannya,” kata mereka. Tak lama kemudian
Sheila diajak Pio, Plea dan Plop ke negeri mereka. Hari itu Sheila
membawa kue, coklat, dan permen banyak-banyak. Sebelumnya, Sheila
didandani seperti peri oleh ketiga temannya. Itu supaya mereka bisa
mengelabui para peri lain. Sebenarnya manusia dilarang masuk ke wilayah
peri. Ketiga teman Sheila ini juga memberi kacamata khusus pada Sheila.
Dengan kacamata itu Sheila dapat melihat dengan jelas.
Daerah
berkabut penuh dengan berbagai tumbuhan penyesat. Berbagai jalan yang
berbeda nampak sama. Jika tidak hati-hati maka akan tersesat dan
berputar-putar di tempat yang sama. Dengan bimbingan Pio, Plea, dan Plop
akhirnya mereka semua sampai ke negeri peri. Di sana rumah tampak
mungil. Bentuknya pun aneh-aneh. Ada rumah berbentuk jamur, berbentuk
sepatu, bahkan ada yang berbentuk teko. Pakaian mereka seperti kostum
untuk karnaval. Kegiatan para peri pun bermacam-macam. Ada yang
mengumpulkan madu, bernyanyi, membuat baju dari kelopak bunga… Semua
tampak riang gembira.
Sheila
sangat senang. Ia diperkenalkan kepada anak peri lainnya. Mereka sangat
terkejut mengetahui Sheila adalah manusia. Namun mereka senang dapat
bertemu dan berjanji tak akan memberi tahu ratu peri. Rupanya mereka pun
ingin tahu tentang manusia. Mereka bermain gembira. Sheila dan para
anak peri berkejar-kejaran, bernyanyi, bercerita dan tertawa
keras-keras. Mereka juga saling bertukar makanan. Pokoknya hari itu
menyenangkan sekali.
Tiba-tiba
ratu peri datang. “Siapa itu?” tanyanya penuh selidik. “Ratu, dia
adalah teman hamba dari hutan utara,” jawab Plop takut. Ia terpaksa
berbohong agar Sheila tak ketahuan. Ratu peri memperhatikan Sheila dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Setelah itu ia pergi. Sheila bermain
lagi dengan lincah. Namun sayang ia terpeleset. Sheila jatuh
terjerembab. Ketika itu cuping telinga palsunya copot. Ratu peri melihat
hal itu. Ia amat marah.
“Manusia! Bagaimana ia bisa sampai kemari? Siapa yang membawanya?” teriaknya mengelegar. Pio, Plea, dan Plop maju ke depan dengan gemetar. “Kami, Ratu,” jawab mereka gugup. “Ini pelanggaran. Jika ada manusia yang tahu tempat ini, maka tempat ini tidak aman lagi. Kalian harus dihukum berat,” teriak ratu peri marah. Sheila yang saat itu juga ketakutan memberikan diri maju ke depan. “Mereka tidak bersalah, Ratu. Akulah yang memaksa mereka untuk membawaku kemari.” “Kalau begitu, kau harus dihukum menggantikan mereka!” gelegar ratu peri.
“Manusia! Bagaimana ia bisa sampai kemari? Siapa yang membawanya?” teriaknya mengelegar. Pio, Plea, dan Plop maju ke depan dengan gemetar. “Kami, Ratu,” jawab mereka gugup. “Ini pelanggaran. Jika ada manusia yang tahu tempat ini, maka tempat ini tidak aman lagi. Kalian harus dihukum berat,” teriak ratu peri marah. Sheila yang saat itu juga ketakutan memberikan diri maju ke depan. “Mereka tidak bersalah, Ratu. Akulah yang memaksa mereka untuk membawaku kemari.” “Kalau begitu, kau harus dihukum menggantikan mereka!” gelegar ratu peri.
Sheila
dimasukkan ke dalam bak air tertutup. Ia akan direbus setengah jam.
Namun ketika api sudah dinyalakan ia tidak merasa panas sedikit pun.
“Keluarlah! Kau lulus ujian, ” kata ratu peri. Ternyata kebaikan hati
Sheila membuat ia lolos dari hukuman. Ia diperbolehkan pulang dan teman
perinya bebas hukuman. Ratu peri membuat Sheila mengantuk dan tertidur.
Ia menghapus ingatan Sheila tentang negeri peri. Namun ia masih
menyisakannya sedikit agar Sheila dapat mengingatnya di dalam mimpi.
Ketika terbangun, Sheila berada di kasur kesayangannya.
Asal Mula Guntur
Dahulu kala peri dan manusia hidup
berdampingan dengan rukun. Mekhala, si peri cantik dan pandai, berguru
pada Shie, seorang pertapa sakti. Selain Mekhala, Guru Shie juga
mempunyai murid laki-laki bernama Ramasaur. Murid laki-laki ini selalu
iri pada Mekhala karena kalah pandai. Namun Guru Shie tetap menyayangi
kedua muridnya. Dan tidak pernah membedakan mereka.
Suatu
hari Guru Shie memanggil mereka dan berkata, “Besok, berikan padaku
secawan penuh air embun. Siapa yang lebih cepat mendapatkannya,
beruntunglah dia. Embun itu akan kuubah menjadi permata, yang bisa
mengabulkan permintaan apapun.” Mekhala dan Ramasaur tertegun. Terbayang
oleh Ramasaur ia akan meminta harta dan kemewahan. Sehingga ia bisa
menjadi orang terkaya di negerinya. Namun Mekhala malah berpikir keras.
Mendapatkan secawan air embun tentu tidak mudah, gumam Mekhala di dalam
hati.
Esoknya
pagi-pagi sekali kedua murid itu telah berada di hutan. Ramasaur dengan
ceroboh mencabuti rumput dan tanaman kecil lainnya. Tetapi hasilnya
sangat mengecewakan. Air embun selalu tumpah sebelum dituang ke cawan.
Sebaliknya, Mekhala dengan hati-hati menyerap embun dengan sehelai kain
lunak. Perlahan diperasnya lalu dimasukan ke cawan. Hasilnya sangat
menggembirakan. Tak lama kemudian cawannya telah penuh. Mekhala segera
menemui Guru Shie dan memberikan hasil pekerjaannya.
Guru
Shie menerimanya dengan gembira. Mekhala memang murid yang cerdik.
Seperti janjinya, Guru Shie mengubah embun itu menjadi sebuah permata
sebesar ibu jari. ” Jika kau menginginkan sesuatu, angkatlah permata ini
sejajar dengan keningmu. Lalu ucapkan keinginanmu,” ujar Guru Shie.
Mekhala mengerjakan apa yang diajarkan gurunya, lalu menyebut
keinginannya. Dalam sekejap Mekhala telah berada di langit biru.
Melayang-layang seperti Rajawali. Indah sekali.
Sementara
itu, baru pada senja hari Ramasaur berhasil mendapat secawan embun.
Hasilnya pun tidak sejernih yang didapat Mekhala. Tergopoh-gopoh
Ramasaur menyerahkannya pada Guru Shie. “Meskipun kalah cepat dari
Mekhala, kau akan tetap mendapat hadiah atas jerih payahmu,” kata Guru
Shie sambil menyerahkan sebuah kapak sakti. Kapak itu terbuat dari
perak. Digunakan untuk membela diri bila dalam bahaya. Bila kapak itu
dilemparkan ke sasaran, gunung pun bisa hancur.
Ternyata
Ramasaur menyalahgunakan hadiah itu. Ia iri melihat Mekhala yang bisa
melayang-layang di angkasa. Ramasaur segera melemparkan kapak itu ke
arah Mekhala. Tahu ada bahaya mengancam, Mekhala menangkis kapak itu
dengan permatanya. Akibatnya terjadilah benturan dahsyat dan cahaya yang
sangat menyilaukan. Benturan itu terus terjadi hingga saat ini, berupa
gelegar yang memekakkan telinga. Orang-orang menyebutnya “guntur”.
Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu
Di
tengah padang rumput yang sangat luas, terdapat sebuah kolam yang
dihuni oleh berpuluh-puluh katak. Diantara katak-katak tersebut ada satu
anak katak yang bernama Kenthus, dia adalah anak katak yang paling
besar dan kuat. Karena kelebihannya itu, Kenthus menjadi sangat sombong.
Dia merasa kalau tidak ada anak katak lainnya yang dapat
mengalahkannya.
Sebenarnya
kakak Kenthus sudah sering menasehati agar Kentus tidak bersikap
sombong pada teman-temannya yang lain. Tetapi nasehat kakaknya tersebut
tidak pernah dihiraukannya. Hal ini yang menyebabkan teman-temannya
mulai menghindarinya, hingga Kenthus tidak mempunyai teman bermain lagi.
Pada
suatu pagi, Kenthus berlatih melompat di padang rumput. Ketika itu juga
ada seekor anak lembu yang sedang bermain di situ. Sesekali, anak lembu
itu mendekati ibunya untuk menyedot susu. Anak lembu itu gembira
sekali, dia berlari-lari sambil sesekali menyenggok rumput yang segar.
Secara tidak sengaja, lidah anak sapi yang dijulurkan terkena tubuh si
Kenthus.
"Huh,
berani makhluk ini mengusikku," kata Kenthus dengan perasaan marah
sambil coba menjauhi anak lembu itu. Sebenarnya anak lembu itu pula
tidak berniat untuk mengganggunya. Kebetulan pergerakannya sama dengan
Kenthus sehingga menyebabkan Khentus menjadi cemas dan melompat dengan
segera untuk menyelamatkan diri.
Sambil
terengah-engah, Kenthus sampai di tepi kolam. Melihat Kenthus yang
kelihatan sangat capek, kawan-kawannya nampak sangat heran. "Hai
Khentus, mengapa kamu terengah-engah, mukamu juga kelihatan sangat pucat
sekali,” Tanya teman-temannya.
"Tidak
ada apa-apa. Aku hanya cemas saja. Lihatlah di tengah padang rumput
itu. Aku tidak tahu makhluk apa itu, tetapi makhluk itu sangat sombong.
Makhluk itu hendak menelan aku." Kata Kenthus..
Kakaknya
yang baru tiba di situ menjelaskan. " Makhluk itu anak lembu.
sepengetahuan kakak, anak lembu tidak jahat. Mereka memang biasa
dilepaskan di padang rumput ini setiap pagi."
"Tidak
jahat? Kenapa kakak bias bilang seperti itu? Saya hampir-hampir
ditelannya tadi," kata Kenthus. "Ah, tidak mungkin. Lembu tidak makan
katak atau ikan tetapi hanya rumput." Jelas kakaknya lagi.
"Saya
tidak percaya kakak. Tadi, aku dikejarnnya dan hampir ditendang
olehnya." Celah Kenthus. "Wahai kawan-kawan, aku sebenarnya bisa
melawannya dengan mengembungkan diriku," Kata Kenthus dengan bangga.
" Lawan saja Kenthus! Kamu tentu menang," teriak anak-anak katak beramai-ramai.
"Sudahlah
Kenthus. Kamu tidak akan dapat menandingi lembu itu. Perbuatan kamu
berbahaya. Hentikan!" kata Kakak Kenthus berulang kali tetapi Kenthus
tidak mempedulikan nasehat kakaknya. Kenthus terus mengembungkan
dirinya, karena dorongan dari teman-temannya. Sebenarnya, mereka sengaja
hendak memberi pelajaran pada Kenthus yang sombong itu.
"Sedikit
lagi Kenthus. Teruskan!" Begitulah yang diteriakkan oleh kawan-kawan
Kenthus. Setelah perut Kenthus menggembung dengan sangat besar,
tiba-tiba Kenthus jatuh lemas. Perutnya sangat sakit dan perlahan-lahan
dikempiskannya. Melihat keadaan adiknya yang lemas, kakak Kenthus lalu
membantu.
Mujurlah
Kenthus tidak apa-apa. Dia sembuh seperti sedia kala tetapi sikapnya
telah banyak berubah. Dia malu dan kesal dengan sikapnya yang sombong.
Nyamuk Pertama
Pada
zaman dahulu hiduplah seorang petani sederhana bersama istrinya yang
cantik. Petani itu selalu bekerja keras, tetapi istrinya hanya bersolek
dan tidak mempedulikan rumah tangganya. Mereka tinggal di rumah yang
sangat sederhana dan hidup dari hasil pertanian sebagaimana layaknya
keluarga petani.
Sang
istri yang cantik itu tidak puas dengan keadaan mereka. Dia merasa,
sudah selayaknya jika suaminya berpenghasilan lebih besar supaya dia
bisa merawat kecantikannya. Untuk memenuhi tuntutan istrinya, petani itu
bekerja lebih keras. Namun, sekeras apa pun kerja si petani, dia tak
mampu memenuhi tuntutan istrinya. Selain minta dibelikan obat-obatan
yang dapat menjaga kecantikanya, istrinya juga suka minta dibelikan
pakaian yang bagus-bagus --yang tentunya sangat mahal.
“Bagaimana bisa kelihatan cantik kalau pakaianku buruk,” kata sang istri.
Esok
harinya suami yang malang itu menjual semua miliknya dan membeli sebuah
sampan. Dengan sampan itu dia membawa jasad istrinya menyusuri sungai
menuju tempat yang diyakini sebagai persemayaman para dewa. Dewa tentu
mau menghidupkan kembali istriku, begitu pikirnya.
Meskipun
tak tahu persis tempat persemayaman para dewa, petani itu terus
mengayuh sampannya. Dia mengayuh dan mengayuh tak kenal lelah. Suatu
hari, kabut tebal menghalangi pandangannya sehingga sampannya
tersangkut. Ketika kabut menguap, di hadapannya berdiri sebuah gunung
yang amat tinggi, yang puncaknya menembus awan. Di sinilah tempat
tinggal para dewa, pikir Petani. Dia lalu mendaki gunung itu sambil
membawa jasad istrinya.
Dalam perjalanan dia bertemu dengan seorang lelaki tua.
“Kau pasti dewa penghuni kayangan ini,” seru si petani dengan gembira.
Dikatakannya maksud kedatangannya ke tempat itu.
Laki-laki tua itu tersenyum.
“Sungguh kau suami yang baik. Tapi, apa gunanya menghidupkan kembali istrimu?”
“Dia sangat berarti bagiku. Dialah yang membuat aku bersemangat. Maka hidupkanlah dia kembali,” kata si petani.
Laki-laki tua itu menganggukkan kepalanya.
“Baiklah
kalau begitu. Akan kuturuti permintaanmu. Sebagai balasan atas kebaikan
dan kerja kerasmu selama ini, aku akan memberimu rahasia bagaimana cara
menghidupkan kembali istrimu. Tusuk ujung jarimu, lalu percikkan tiga
tetes darah ke mulutnya. Niscaya dia akan hidup kembali. Jika setelah
itu istrimu macam-macam, ingatkan bahwa dia hidup dari tiga tetes
darahmu.”
Ajaib, istrinya benar-benar hidup kembali.
Tanpa
pikir panjang, suami yang bahagia itu pun membawa pulang istrinya.
Tapi, sang istri tahu, selain sampan yang dinaiki mereka, kini suaminya
tak punya apa-apa lagi. Lalu, dengan apa dia merawat kecantikannya?
Suatu
hari, sampailah suami-istri itu di sebuah pelabuhan yang sangat ramai.
Petani turun dari sampan dan pergi ke pasar untuk membeli bekal
perjalanan dan meninggalkan istrinya sendirian di sampan. Kebetulan, di
sebelah sampan mereka bersandar sebuah perahu yang sangat indah milik
seorang saudagar kaya yang sedang singgah di tempat itu. Melihat
kecantkan istri si petani, pemiliik perahu itu jatuh cinta dan membujuk
perempuan cantik itu untuk ikut bersamanya.
“Kalau kau mau ikut denganku, akan aku belikan apa saja yang kau minta,” kata sang saudagar.
Sang istri petani tergoda. Dia lalu pergi dengan saudagar itu.
Pulang
dari pasar Petani terkejut karena istrinya tak ada lagi di sampannya.
Dia mencari ke sana-kemari, tetapi sia-sia. Setahun kemudian, bertemulah
dia dengan istrinya, tetapi istrinya menolak kembali kepadanya. Petani
lalu teringat kepada dewa yang memberinya rahasia menghidupkan kembali
istrinya.
“Sungguh kau tak tahu berterima kasih. Asal tahu saja, kau hidup kembali karena minum tiga tetes darahku.”
Istrinya tertawa mengejek.
“Jadi, aku harus mengembalikan tiga tetes darahmu? Baiklah…”
Sang
istri pun menusuk salah satu jarinya dengan maksud memberi tiga tetes
darahnya kepada suaminya. Namun, begitu tetes darah ketiga menitik dari
jarinya, wajahnya memucat, tubuhnya lemas, makin lemas, hingga akhirnya
jatuh tak berdaya. Mati.
(Diceritakan kembali oleh: Prih Suharto. Sumber: Sketches for a Portrait of Vietnamese Culture)
prih_suharto @ yahoo . com
Minggu, 13 Februari 2011
ANAK AKTIF, ANAK SEHAT
Keaktifan si batita kadang membuat Anda pusing tujuh keliling. Padahal bila difasilitasi, aktivitas fisiknya bisa membuat si kecil tumbuh sehat dan kuat.
Sasha (27 tahun) mengetuk pintu rumah Pricilla (27 tahun), sahabatnya. Karena tidaak ada yang membukakan, ia pun masuk sambil memanggil sahabatnya tersebut. Ternyata sang sahabat dan si kecilnya sedang berolah raga di halaman belakang. Pricilla melakukan gerakan yoga yang sederhana, sementara Nina - putrinya yang baru berusia 2 tahun - mencoba mengikuti gerakan sang mama.
Sasha menyapa sahabatnya, "Cilla, lagi apa? lucu sekali anak kamu."
"lagi yoga nih. Nina aku ajak biar ikut olahraga."
"Wah,hebat ya! anakku sih kurang aktif. Kerjanya nonton film kartun terus."
ANAK AKTIF, ANAK SEHAT
Bagaimana dengan buah hati Anda, apa dia aktif bergerak? keaktifan tersebut memang kadang cukup merepotkan orangtua, namun sebenarnya keaktifan sang buah hati banyak kegunaannya.
Bila Anda mendorongnya untuk selalu aktif bergerak dan menyediakan tempat bermain yang aman dan nyaman untuknya, si kecil akan sehat secara fisik. Nah, anak yang aktif saat kecilnya, cenderung untuk aktif terus sepanjang hidupnya.sehingga ia bisa:
- Menjaga berat badan ideal
- Mengurangi resiko penyakit serius, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung
- Memiliki otot dan tulang yang kuat
- Memiliki tubuh yang lebih lentur
- Memiliki kualitas tidur yang baik
BERAPA LAMA?
Mengajak si kecil aktif bergerak atau berolahraga tentu ada aturannya. Apalagi, ia masih berusia 2 tahun. Salah satu yang harus diperhatikan orangtua adalah, berapa lama waktu yang sebaiknya diterapkan. Berikut rekomendasi National Association of Sport and Physical Education, Amerika Serikat, tentang waktu aktivitas fisik batita Anda setiap hari:
1Minimum 30 menit untuk aktivitas fisik yang berstruktur di bawah panduan orang dewasa
2 Minimum 60 menit untuk aktivitas fisik bebas. Artinya, bebaskan si kecil untuk neraktivitas fisik apa saja -di bawah pengawasan dewasa tentu saja.
3 Jangan biarkan ia berdiam diri/ tidak bergerak selama lebih dari 1 jam berturut-turut (kecuali ia sedang tidur)
Untuk menerapkan itu tentu bukan perkara mudah bagi sebagian orangtua - khususnya bagi mereka yang bekerja. Tak heran bila sekarang ini anak kecil cenderung tidak aktif. Fasilitas televisi, komputer, atau video games yang diberikan orangtua, ditambah kurangnya lahan untuk bermain 'memaksa' mereka untuk duduk nyaman seharian.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), rata-rata anak di Amerika Serikat menonton televissi sekitar 3 jam setiap harinya. Padahal, seorang anak di bawah umur 2 tahun seharusnya tidak menonton televisi sama sekali, sementara anak berusia 2 tahun ke atas boleh menonton televisi namun tidak lebih dari 2 jam sehari! itupun hanya bila ada program televisi yang benar-benar cocok untuknya.
AKTIF BERGERAK BERSAMA
Untuk itu, mulai sekarang sempatkan diri untuk beraktivitas fisik bersama si kecil. Bila memang tidak ada waktu, pastikan bahwa pengasuhnya memahami betapa pentingnya aktivitas fisik tersebut.
Anak 2 tahun itu sendiri sedang belajar untuk menguasai gerakan dasar, seperti berjalan, berlari, menendang, dan melempar. Pada dasarny, mereka memang sedang aktif-aktifnya. Oleh karena itu, Anda tinggal memfasilitasi mereka untuk aktif secara fisik, seperti dengan cara:
1Bila memungkinkan, buatlah playground di rumah Anda. Bila tidak, ajak si kecil ke taman bermain terdekat. Disana, ia bisa aktif bermain ayunan, perosotan, atau merangkak di terowongan. Merangkak sendiri banyak kegunaannya. oleh karena itu, ajak mereka bermain merangkak, ada lho orang dewasa yang sampai sekarang tidak bisa merangkak :)
2Ciptakan permainan sederhana yang bisa dilakukan bersama, misalnya:
- Ajak ia mengikuti gaya berjalan penguin, katak, atau hewan lain.
- Duduk berhadapan sambil berpegangan tangan, lalu saling menarik dan menorong.
- Taruh telapak tangan dan lutut Anda di tanah, lalu biarkan si kecil merangkak di bawah Anda.
- Sediakan alat sederhana, seperti bola atau mobil-mobilan, lalu bermainlah bersamanya.
3Mainkan lagu yang ceria, dan berdansalah bersamanya. Cara ini bisa dilakukan kapan saja, khususnya bila sedang musim hujan dan tidak memungkinkan untuk bermain di luar.
4 Sebagai variasi, ajak si kecil ke tempat yang jarang didatangi. Misalnya, pantai atau pegunungan. Disana, bermainlah di alam terbuka. tapi tentu saja bermain di alam terbuka membutuhkan pengawasan ekstra.
5 Manfaatkan semua kesempatan. contohnya, daripada duduk terus di kereta bayi, biarkan si kecil berjalan selama di mal, atau sekali-kali biarkan ia naik tangga-dengan dibantu oleh Anda-daripada terus naik lift.
6 Undang teman atau anak-anak yang seumuran si kecil ke rumah, dan lakukan aktivitas fisik bersama. Seperti, bermain air dan berendam dikolam plastik untuk anak-anak.
7 Jadilah contoh yang baik di mata anak. Bila ingin si kecil aktif secara fisik, Anda harus melakukannya, seorang anak kerap mencontoh apa yang dilihatnya.
8 Bila perlu, daftarkan anak ke playgym terdekat. Berkumpul bersama teman-teman sebaya akan mendorongnya untuk lebih antusias beraktivitas. selain sehat secara fisik, di playgym seorang anak juga akan terbiasa untuk antri (memakai mainan) dan lebih percaya diri bila berhasil melakukan suatu aktivitas di depan guru dan teman-temannya.
Dengan fasilitas dan pengawasan dari Anda ataupun orang dewasa lain, si kecil akan tumbuh menjadi anak yang aktif dan sehat.
Sabtu, 12 Februari 2011
1 Years, Brain Gym Untuk Kecerdasan Optimal
Bagi Batita memori merupakan salah satu faktor pembentuk inteligensi, terkait dengan kemampuan anak mengingat, mamahami, dan me-recall pengalaman.
"Lulu sayang, sekarang tangan kanan lulu kita simpan di pundak kiri ya..nah sekarang tangan kanannya kira taruh di pundak kiri. I..love..you..I love you sayang..", kata Ariana (29 tahun) sambil mendekap tangan anaknya yang tengah berada dalam posisi duduk, sementara tangan Lulu (11 bulan) seolah memeluk dirinya sendiri.
Apa yang dilakukan Ariana pada putrinya bukanlah hanya sekedar memeluk. ia sedang mempraktekkan salah satu gerakan dalam Baby Brain Bym. "Brain Gym adalah serangkaian gerakan sederhana yang bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan otak," kata seorang pakar brain gym, Leli Tobing, Mont, Dipl, BBA.
Brain gym, dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan otak. Sehingga, anak lebih rileks, segar, cepat tanggap, dan fokus. Selain itu, gerakan dalam brain gym diyakini dapat membantu mengembangkan daya ingat atau memori.
Menurut dr. Atilla Dewanti, Sp, dokter spesialis anak, Brawijaya Women and Children Hospital, "bagi batita memori merupakan salah satu faktor pembentukan inteligensi, terkait dengan kemampuan anak mengingat, memahami, dan me-recall pengalaman saat menerima informasi melalui stimulasi," kata Atilla.
ANAK-ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS
Metode brain gym pertama kali dikembangkan oleh sepasang suami istri bernama Paul Dennison dan Gail Dennisson melalui yayasannya yang bernama Educational Kinesiology. Metoda yang dikembangkan pada 1970, awalnya diperuntukkan bagi anak yang memiliki kesulitan belajar, misalnya anak dengan kebutuhan khusus (autis, cerebal palsy, down syndrome, dll).
Tetapi, bukan berarti penerapan metoda ini hanya terbatas pada anak dengan kebutuhan khusus. logikanya, apabila brain gym bisa berdampak positif pada anak dengan kebutuhan khusus, tentu akan memberi manfaat yang baik bagi anak normal.
3 DIMENSI
Gerakan brain gym sendiri memiliki 26 gerakan yang terbagi dalam 3 dimensi, yaitu:
1 Dimensi Centering. Gerakan dalam dimensi ini diarahkan agar memberi manfaat pada otak atas dan otak bawah.
2 Dimensi Focus. Gerakan ini ditujukan untuk memberikan stimulus pada otak depan dan otak belakang.
3 Dimensi Lateral. Gerakan dalam dimensi ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi otak kiri dan otak kanan.
Karena gerakannya sederhana, maka dimungkinkan mempraktekkannya di rumah. Hanya saja, tetap harus hati-hati. Sesuaikan dengan kategori usia, jangan dipaksakan bila bayi secara usia belum mampu melakukan suatu gerakan tertentu.
Brain gym dapat dilakukan 2 kali sehari. Masing-masing antara 10 - 15 menit. Idealnya sebelum mandi pagi, dan sebelum mandi sore.
GERAKAN SILANG
Di antara gerakan metoda brain gym yang relatif mudah, terutama bayi usia 6 bulan ke atas adalah gerakan silang. Gerakan ini termasuk dimensi lateral yang berfungsi mengoptimalkan kemampuan otak kiri - terkait dengan kemampuan logika - dan otak kanan - kemampuan imajinasi, kreativitas, dan emosi- inti dari gerakan silang adalah gerakan yang menyeberang garis tengah tubuh.
Di antara gerakan silang yang bisa diimplementasikan adalah bayi dalam posisi telentang, lalu kaki dan tangan digerakkan secara menyilang. Tangan kiri digerakkan bersamaan dengan kaki kanan, sedangkan tangan kanan digerakkan bersamaan dengan kaki kiri.
Gerakan silang mampu memberikan manfaat pada bayi yaitu mengaktifkan hubungan otak kanan dan kiri, koordinasi indera pendengaran, penglihatan, perabaan, dan koordinasi motorik gerak bayi. Sehingga kemampuan memori anak dapat berkembang maksimal.
Gerakan dalam brain gym bermanfaat pula dalam menumbuhkan ikatan cinta (bonding) Anda dan si kecil.
Sementara itu, gerakan dimensi fokus, cenderung lebih rumit, sehingga tidak dapat diimplementasikan pada batita. Sedangkan gerakan pada dimensi centering sudah bisa diimplementasikan pada batita. Gerakan ini dapat memberikan efek rileksasi pada syaraf-syaraf.
Caranya, lakukan pijatan pada titik-titik tertentu anggota tubuh. Misalnya, dalam posisi telentang, letakkan satu tangan Anda pada 2 lekukan tubuh di bagian bawah tulang leher anak. Sementara tangan lainnya ditaruh di atas pusar sikecil, pijitlah 2 lekukan tubuh tadi.
Sambil mengimplementasikan gerakan brain gym, Anda bisa menggunakan musik sebagai pendukung. Pada gerakan dimensi lateral, gunakan saja musik yang beritme riang untuk memicu semangat. sedangkan pada gerakan dimensi centering, putarlah musik lembut agar dapat membantu memberikan efek rileksasi.
Wah, menarik bukan? Nah, bila tertarik, silahkan gali informasi lebih dalam.
"Lulu sayang, sekarang tangan kanan lulu kita simpan di pundak kiri ya..nah sekarang tangan kanannya kira taruh di pundak kiri. I..love..you..I love you sayang..", kata Ariana (29 tahun) sambil mendekap tangan anaknya yang tengah berada dalam posisi duduk, sementara tangan Lulu (11 bulan) seolah memeluk dirinya sendiri.
Apa yang dilakukan Ariana pada putrinya bukanlah hanya sekedar memeluk. ia sedang mempraktekkan salah satu gerakan dalam Baby Brain Bym. "Brain Gym adalah serangkaian gerakan sederhana yang bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan otak," kata seorang pakar brain gym, Leli Tobing, Mont, Dipl, BBA.
Brain gym, dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan otak. Sehingga, anak lebih rileks, segar, cepat tanggap, dan fokus. Selain itu, gerakan dalam brain gym diyakini dapat membantu mengembangkan daya ingat atau memori.
Menurut dr. Atilla Dewanti, Sp, dokter spesialis anak, Brawijaya Women and Children Hospital, "bagi batita memori merupakan salah satu faktor pembentukan inteligensi, terkait dengan kemampuan anak mengingat, memahami, dan me-recall pengalaman saat menerima informasi melalui stimulasi," kata Atilla.
ANAK-ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS
Metode brain gym pertama kali dikembangkan oleh sepasang suami istri bernama Paul Dennison dan Gail Dennisson melalui yayasannya yang bernama Educational Kinesiology. Metoda yang dikembangkan pada 1970, awalnya diperuntukkan bagi anak yang memiliki kesulitan belajar, misalnya anak dengan kebutuhan khusus (autis, cerebal palsy, down syndrome, dll).
Tetapi, bukan berarti penerapan metoda ini hanya terbatas pada anak dengan kebutuhan khusus. logikanya, apabila brain gym bisa berdampak positif pada anak dengan kebutuhan khusus, tentu akan memberi manfaat yang baik bagi anak normal.
3 DIMENSI
Gerakan brain gym sendiri memiliki 26 gerakan yang terbagi dalam 3 dimensi, yaitu:
1 Dimensi Centering. Gerakan dalam dimensi ini diarahkan agar memberi manfaat pada otak atas dan otak bawah.
2 Dimensi Focus. Gerakan ini ditujukan untuk memberikan stimulus pada otak depan dan otak belakang.
3 Dimensi Lateral. Gerakan dalam dimensi ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi otak kiri dan otak kanan.
Karena gerakannya sederhana, maka dimungkinkan mempraktekkannya di rumah. Hanya saja, tetap harus hati-hati. Sesuaikan dengan kategori usia, jangan dipaksakan bila bayi secara usia belum mampu melakukan suatu gerakan tertentu.
Brain gym dapat dilakukan 2 kali sehari. Masing-masing antara 10 - 15 menit. Idealnya sebelum mandi pagi, dan sebelum mandi sore.
GERAKAN SILANG
Di antara gerakan metoda brain gym yang relatif mudah, terutama bayi usia 6 bulan ke atas adalah gerakan silang. Gerakan ini termasuk dimensi lateral yang berfungsi mengoptimalkan kemampuan otak kiri - terkait dengan kemampuan logika - dan otak kanan - kemampuan imajinasi, kreativitas, dan emosi- inti dari gerakan silang adalah gerakan yang menyeberang garis tengah tubuh.
Di antara gerakan silang yang bisa diimplementasikan adalah bayi dalam posisi telentang, lalu kaki dan tangan digerakkan secara menyilang. Tangan kiri digerakkan bersamaan dengan kaki kanan, sedangkan tangan kanan digerakkan bersamaan dengan kaki kiri.
Gerakan silang mampu memberikan manfaat pada bayi yaitu mengaktifkan hubungan otak kanan dan kiri, koordinasi indera pendengaran, penglihatan, perabaan, dan koordinasi motorik gerak bayi. Sehingga kemampuan memori anak dapat berkembang maksimal.
Gerakan dalam brain gym bermanfaat pula dalam menumbuhkan ikatan cinta (bonding) Anda dan si kecil.
Sementara itu, gerakan dimensi fokus, cenderung lebih rumit, sehingga tidak dapat diimplementasikan pada batita. Sedangkan gerakan pada dimensi centering sudah bisa diimplementasikan pada batita. Gerakan ini dapat memberikan efek rileksasi pada syaraf-syaraf.
Caranya, lakukan pijatan pada titik-titik tertentu anggota tubuh. Misalnya, dalam posisi telentang, letakkan satu tangan Anda pada 2 lekukan tubuh di bagian bawah tulang leher anak. Sementara tangan lainnya ditaruh di atas pusar sikecil, pijitlah 2 lekukan tubuh tadi.
Sambil mengimplementasikan gerakan brain gym, Anda bisa menggunakan musik sebagai pendukung. Pada gerakan dimensi lateral, gunakan saja musik yang beritme riang untuk memicu semangat. sedangkan pada gerakan dimensi centering, putarlah musik lembut agar dapat membantu memberikan efek rileksasi.
KONDISI AMAN, LINGKUNGAN NYAMAN
Dalam memberikan stimulasi pada si kecil - termasuk ketika melakukan brain gym- ada sejumlah hal yang harus diperhatikan. antara lain:- anak tidak dalam keadaan lapar/ haus. untuk itu berikan cukup cairan sebelum memberikan stimulus.
- anak senang. Ciptakan kondisi yang menyenangkan. Misalnya, Anda melakukan brain gym sambil bernyanyi, tersenyum, dan melakukan kontak mata. Ini penting untuk menumbuhkan bonding (ikatan cinta) Anda dan si kecil.
- anak nyaman, bebas bergerak. oleh karena itu: popok yang fit di badan gunakan popok yang nyaman bisa tetap kering dan tidak membatasi gerak kaki, gunakan pakaian ringan dan mampu menyerap keringat, kondisi sehat (jangan lakukan brain gym jika kondisi anak sedang tidak prima, misalnya sedang sakit), lingkungan bersih. pastikan lingkungan bersih sehingga menyehatkan bagi bayi, gunakan alat yang empuk ketika melakukan brain gym misalnya dilakukan di atas matras, selimut, handuk tebal, dll.
Wah, menarik bukan? Nah, bila tertarik, silahkan gali informasi lebih dalam.
MEMBANGUN DAYA PIKIR ANAK DENGAN BERMAIN
Anak-anak bermain karena bermain menyenangkan. Oleh karena itu, ada keinginan untuk mengulanginya karena pengulangan tersebut lahirlah penguasaan suatu keterampilan yang menimbulkan perasaan berhasil dan percaya diri.
Sebagai orangtua, Anda tentu sangat memperhatikan perkembangan daya pikir anak. Anda ingin sang buah hati maju dalam segala hal yang ia lakukan. Bahkan Anda ingin si kecil bisa membaca dan menulis sedini mungkin. Namun, mari kita berpikir secara realistis bahwa ada beberapa hal yang tidak dapat kita percepat; belajar bukanlah hanya membaca dan menulis seperti yang telah kita ketahui. Namun, Anda dapat membantu si kecil membangun pondasi yang ia perlukan untuk masa depan.
Amatilah anak Anda yang masih kecil dan apakah yang biasanya ia lakukan sepanjang hari? Ia bermain! Ia secara aktif melibatkan dirinya dengan bermain, benda di dalam rumah atau apapun yang Anda miliki dalam tas. Ia suka memegang benda yang dilihatnya, bukan? memang, bermain adalah cara alami untuk belajar dan merupakan bagian penting dari perkembangan. Bermain sangat penting untuk pertumbuhan sosial, emosional, fisik, dan kognitif anak Anda. Dengan bermain, seorang anak bisa mempelajari tubuh dan dunianya. Ia pun aan menggunakan seluruh panca indranya untuk melakukan hal itu.
Para ahli anak menekankan pentingnya nilai bermain pada anak-anak, karena bermain memberikan:
Sebagai orangtua, Anda tentu sangat memperhatikan perkembangan daya pikir anak. Anda ingin sang buah hati maju dalam segala hal yang ia lakukan. Bahkan Anda ingin si kecil bisa membaca dan menulis sedini mungkin. Namun, mari kita berpikir secara realistis bahwa ada beberapa hal yang tidak dapat kita percepat; belajar bukanlah hanya membaca dan menulis seperti yang telah kita ketahui. Namun, Anda dapat membantu si kecil membangun pondasi yang ia perlukan untuk masa depan.
Amatilah anak Anda yang masih kecil dan apakah yang biasanya ia lakukan sepanjang hari? Ia bermain! Ia secara aktif melibatkan dirinya dengan bermain, benda di dalam rumah atau apapun yang Anda miliki dalam tas. Ia suka memegang benda yang dilihatnya, bukan? memang, bermain adalah cara alami untuk belajar dan merupakan bagian penting dari perkembangan. Bermain sangat penting untuk pertumbuhan sosial, emosional, fisik, dan kognitif anak Anda. Dengan bermain, seorang anak bisa mempelajari tubuh dan dunianya. Ia pun aan menggunakan seluruh panca indranya untuk melakukan hal itu.
Para ahli anak menekankan pentingnya nilai bermain pada anak-anak, karena bermain memberikan:
- Stimulasi
- Meningkatkan keterampilan dan koordinasi
- Membantu anak-anak mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka
- Memberikan ruang untuk melakukan eksplorasi dan melibatkan mereka dalam pemecahan masalah, pemahaman, konsep, dll.
BAYI (0 - 12 BULAN)
1Bayi Anda yang baru lahir mungkin hampir selalu berbaring namun seluruh inderanya bekerja. Ia sedang menerima sensasi bunyi, penglihatan dan bau dunianya.. Antara 1 - 3 bulan gerakan bayi lebih merupakan gerakan refleks namun bersamaan dengan bertambahnya usia ia secara bertahap belajar untuk mengontrol tubuhnya sendiri dengan benda-benda.
2Bicaralah dengan bayi Anda, meski ia mungkin tidak mengerti apa yang Anda katakan. Berikan mainan berwana atau perlihatkan gambar-gambar di buku, tunjukkan dan jelaskan benda-benda yang ada.
3Berikan anak anda benda yang berbeda untuk dipegang dan dikendalikan. Namun berhati-hatilah dan pastikan bahwa benda-benda tersebut cukup besar sehingga tidak dapat tertelan. Karena seringkali ia memasukkan benda ke mulutnya. Interaksinya dengan mainan atau benda-benda akan mengajarkannya banyak ketrampilan.
4Kaki-kaki si kecil pun menjadi lebih kuat dan tidak lama kemudian bayi Anda akan sibuk belajar untuk bergerak kesana-kemari. Permainannya akan lebih sering melibatkan kedua kaki dan bahunya. Ia akan belajar merangkak, merambat dengan cara berpegangan pada kursi hingga akhirnya bisa berjalan sendiri. Anda sebaiknya menyediakan waktu dan tempat aagar bayi Anda bisa melakukan aktivitas ini. Ingatlah, pengulangan aktivitas akan membantu menguasaan suatu ketrampilan.
5Perkenalkan anak Anda pada musik dengan berayun dan bergerak mengikuti irama dengan menyanyikan lagu nina bobo kesukaannya atau beragam jenis musik. musik dapat menunjang daya ingat, imajinasi dan bahasa.
6Tunjukkan bayi Anda pada anggota keluarga lainnya, anak-anak, orang dewasa, atau babysitter. Ini akan membantu anak menikmati interaksi dengan orang lain.
TODDLER (1 - 2 TAHUN)
1Anak Anda sekarang sudah lebih banyak bergerak. Ia mulai berusaha untuk mandiri namun tidak mau berpisah dari Anda terlalu lama,
2Pastikan bahwa rumah aman untuk anak sehingga anak Anda dapat bergerak bebas. Biarkan dia berjalan, berlari, dan merasakan berbagai jenis permukaan dan turunan. Ia mungkin sering terjatuh, namun tak usah khawatir selama ia tidak terluka. Mobilitas memungkinkannya menjelajahi lingkungannya.
3 Si kecil akan senang mengocok, memukul, menyentuh dengan jati atau tongkat, dan melempar benda-benda. Bermain dengan benda-benda mengajarkannya memecahkan masalah sederhana dan mempelajari konsep-konsep seperti lembut dan keras, berat dan ringan, atas dan bawah, ke dalam dan ke luar, dll.
4 Anak Anda akan menciptakan aktivitas bermainnya sendiri, meniru apa yang ia lihat dan memakai benda-benda untuk mencapai tujuannya. Ia akan menempelkan gelas ke mulutnya seolah hendak minum, memoleskan lipstik pada mulut dan wajahnya, atau ia akan menggunakan telepon untuk "berbicara" dengan Anda. Hal ini membantunya mengenal hubungan antar benda.
5 Ia mengenali wajah yang biasa dilihatnya dan terus menerus belajar bersosialisasi. Perkenalkanlah ia pada orang-orang lain, pada beragam tempat dan acara.
ANAK-ANAK USIA PRA-SEKOLAH (3 5 TAHUN)
1Saat ini anak Anda lebih mengerti akan dunianya namun masih harus tumbuh lebih jauh lagi.
2Anak Anda masih belajar mengendalikan otot motorik halusnya. Ia menikmati aktivitas yang menggunakan tangan. Berikan ia mainan konstruksi seperti lego, blok, ataau lilin mainan. Ia juga akan menemukan sendiri mainan yang ia sukai. Aktivitas-aktivitas ini akan berguna nantinya untuk menulis, makan, dan mengerjakan proyek seni.
3 Gambarnya sekarang mulai berbentuk dan menampilkan benda atau orang. Usaha untuk menulis namanya sendiri mungkin menghasilkan tulisan yang hurufnya tak lengkap atau terbalik. Ini hanya menunjukkan bahwa penguasaan ketrampilan ini sedang dipelajari dan merupakan hal yang normal pada usia ini.
4 Ia telah mendapatkan beberapa konsep tentang dunianya. Ia berusaha untuk menggunakan pengetahuannya ini untuk beberapa situasi. Melaluiaktivitas bermain yang melibatkan eksplorasi dan eksperimen, ia mempelajari konsep seperti tekstur, berat, rasa, bunyi, huruf, angka, dan waktu, serta masih banyak lagi.
5 Aktivitas bermainnya akan lebih banyak pada aktivitas sosial di antaranya belajar untuk berbagi, bekerja sama, mengembangkan ketrampilan bahasa, dan bermain sandiwara dalam aktivitas bersama.
6 Anak Anda akan bereksplorasi dalam memainkan peraan-peran lain, misalnya bermain sebagai mama, papa, pak polisi, dokter, dan bahkan seekor hewan! Berikan anak Anda kesempatan untuk mengekspresikan rasa takut, dan fantasi mereka, khususnya melalui bermain sandiwara.
ANAK-ANAK USIA SEKOLAH (6 - 12 TAHUN)
1 Perbedaan nyata dapat dilihat dalam cara bagaimana anak usia sekolah bermain dan berpikir.
2 Ia masih suka bermain dengan fantasinya namun mulai menikmati permainan kompetitif dan olah raga, serta permainan dengan papan permainan. Jenis permainan ini dapat mengajarkan ketrampilan penting seperti menunggu giliran dan sebab akibat.
3 Anak usia sekolah Anda sekarang sian dan mungkin mau melakukan berbagai hal sendiri seperti mandi, mempersiapkan makanan, atau mengenakan baju, dll. Hal-hal yang duku biasa ia mainkan telah mempersiapkan dirinya untuk mengurus dirinya sendiri. Misalnya, aktivtas bermain masak-masakan telah terlengkapi dengan ketrampilan mempersiapkan cemilan sederhana. Demikian piula aktivitas seni awal (mewarnai, menempel, dan menggunting) telah menyiapkannya untuk melakukan proyek-proyek yang diperlukan di sekolah.
4 Melalui interaksi sosial, anak-anak usia sekolah mulai mengembangkan rasa bangga atas keberhasilan dan kemampuan mereka.
Bermain sungguh merupakan bagian penting dalam pertumbuhan. seperti yang kita lihat sebelumnya, ketrampilan yang perlu dikembangkan anak agar kelak menjadi orang dewasa yang aktif dan produktif berasak dari aktivitas bermain. Ketrampilan ini meliputi kemampuan membaca, menulis, logika matematis, berpikir logis, kreativitas, dan bersosialisasi. beberapa ketrampilan sosial yang dipelajari adalah: kemampuan berbagi, menjadi pemain tim, bersosialisasi, membuat dan memperbaiki peraturan, dan menerima pandangan orang lain. Oleh sebab itu, bangunlah daya pikir anak Anda serta kembangkanlah area-area perkembangan lainnya dengan bermain.
Sabtu, 05 Februari 2011
Hati-Hati, Vitamin Bikin Kurus
S iapa bilang vitamin bisa menambah nafsu makan ? Justru vitamin bisa bikin si kecil makin kurus kalau kelebihan.
Biasanya ibu-ibu paling rajin minta resep vitamin buat anaknya. Kalau dokter nggak kasih, langsung saja "lari" ke apotik. Begitu, kan, Bu?
Hati-hati, lo, pemberian vitamin secara berlebih bisa menimbun dalam tubuh si kecil hingga timbul efek samping; terutama golongan vitamin yang tak larut dalam air seperti vitamin A, D, E, dan K. "Kelebihan vitamin A bisa mengakibatkan kepala jadi pusing-pusing," terang Dr.Najib Advani SpAK., MMed., Paed. dari bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Bahkan, vitamin yang larut dalam air pun semisal vitamin C, juga tak boleh diberi dalam dosis tinggi. "Kelebihan vitamin C menimbulkan batu pada ginjal, disamping mengakibatkan iritasi lambung hingga lambung terasa perih." Apalagi jika pemberiannya dalam jangka waktu lama, "anak jadi ketergantungan vitamin C. Istilah kedokterannya, rebound."
Itulah mengapa, dokter sangat "pelit" kala dimintai resep vitamin, sekalipun vitamin si kecil yang dulu ia resepkan sudah habis. Soalnya, pemberian vitamin untuk bayi dan anak memang tak dianjurkan buat seumur hidup.
TAK MENAMBAH NAFSU MAKAN
Umumnya, orang tua memberi vitamin pada bayi untuk tujuan menambah berat badan karena vitamin dipercaya bisa menambah nafsu makan. Bahkan, saking vitamin dianggap mujarab mengatasi anak sulit makan, sering terjadi orang tua setengah memaksa dokter agar memberikan vitamin. Sekalipun pola makan anaknya sudah bagus dan badannya juga gemuk.
Padahal, tak ada satu pun vitamin yang berkhasiat menambah nafsu makan secara langsung. Sekalipun saat si kecil tak mau makan lantaran sakit dan dokter memberinya vitamin, juga bukan karena vitamin tersebut bisa menambah nafsu makan, melainkan agar asupan gizi si kecil enggak kurang. "Kecuali jika bayi kekurangan vitamin B Kompleks, karena dampaknya memang bikin orang jadi kurang nafsu makan."
Jadi, jangan percaya omong kosong yang mengatakan vitamin bisa menambah nafsu makan, ya, Bu-Pak. Jangan pula menganggap, semakin gemuk bayi berarti semakin bagus. Kita enggak perlu malu, kok, meski si kecil kurus. Toh, kurusnya si kecil bukan berarti kita enggak merawatnya dengan baik. Iya, kan?
Justru kalau si kecil yang sudah kurus kerap dikasih vitamin sementara tubuhnya enggak kekurangan vitamin, barulah kita boleh merasa malu. Jangan lupa, kelebihan vitamin bisa menyebabkan iritasi lambung. Akibatnya, si kecil malah jadi tak mau makan. Kalau sudah begitu, bukannya ia bertambah berat badan malah tubuhnya jadi makin kurus. Nah, ini, kan, sama saja kita merawatnya dengan tak baik. Bukan begitu, Bu-Pak?
KONSULTASI DOKTER
Lagi pula, sebagai orang awam, agak sulit buat kita mendeteksi si kecil kekurangan vitamin atau tidak. Apalagi pada kasus yang tak terlalu berat (marginal). Selain, ciri kekurangan vitamin harus pula dilihat kasus per kasus. Misal, kekurangan vitamin A, "biasanya di bagian putih mata akan terlihat keruh. Bila didiamkan, lama-lama akan timbul bercak," jelas Najib.
Kekurangan vitamin A juga bisa membuat si kecil sering mengalami infeksi semisal radang tenggorokan. Bukan berarti bila si kecil mengalami radang tenggorokan maka ia kekurangan vitamin A, lo. Jadi, jangan dibalik, ya, Bu-Pak.
Kemudian soal berat badan, juga bukan ukuran mutlak anak kekurangan vitamin. "Memang, sering anak yang kurang vitamin, berat badannya juga kurang. Namun enggak bisa dibalik bahwa anak yang kurus berarti kurang vitamin." Anak-anak yang kekurangan vitamin, terang Najib, metabolisme tubuhnya juga kurang baik hingga berat badannya berkurang.
Jadi, yang terbaik tentulah berkonsultasi lebih dulu pada dokter, apakah si kecil memang perlu vitamin. "Biasanya dokter akan melihat dulu pola makannya. Jika sudah bagus, ya, enggak perlu vitamin." Misal, bayi yang mengkonsumsi ASI. "Bila gizi ibu cukup dan asupan vitaminnya pun baik, berarti bayinya tak mutlak perlu vitamin tambahan. Diharapkan dari ASI sudah terpenuhi kebutuhan bayi."
Begitu pula bayi yang mengkonsumsi susu formula, "bila susu formulanya sudah mengandung vitamin dengan kadar yang cukup berdasarkan Recommended Daily Allowences atau kebutuhan tiap hari bayi, maka bayi tak perlu tambahan vitamin." Namun dengan catatan, pola menyusunya juga baik, lo.
Jikapun si kecil kurus dan sulit makan, dokter juga enggak akan langsung kasih vitamin tapi melihat kasusnya dulu. Misal, si kecil tak suka makan sayur dan buah berarti ia butuh vitamin C. Nah, vitamin C inilah yang diberikan.
EMPAT KONDISI
Umumnya, dokter memberikan vitamin pada bayi bila mengalami salah satu atau lebih dari 4 kondisi berikut:
* Pola makannya tak bagus.
Kadang bayi mau makan atau minum susu tapi kadang tidak. Misal, bayi usia 4 bulan tak menyusu dengan baik, padahal di usia ini ia belum memperoleh makanan tambahan. Jelas ia butuh vitamin. Namun apa vitamin yang dibutuhkannya, dokterlah yang lebih tahu.
* Saat sakit atau baru sembuh dari sakit.
Dalam kondisi ini, bayi perlu vitamin. Biasanya bayi yang baru sakit kurang nafsu makan dan kebutuhan vitaminnya pun meningkat. Jadi, agar asupan gizinya cukup, ia boleh menerima vitamin. Setelah sehat kembali, pemberian vitamin dihentikan.
* Berat badan rendah.
Bayi dengan berat badan rendah atau kurang dari 2,5 kg juga perlu tambahan vitamin. Berat badan rendah bisa disebabkan bayi lahir prematur (belum cukup bulan). Biasanya bayi prematur kekurangan zat besi hingga yang dibutuhkan adalah suplemen zat besi. Di pasaran sebenarnya ada formula khusus untuk bayi prematur. Ini bisa diberikan hingga vitamin tak mutlak perlu.
Lain hal pada bayi lahir cukup bulan tapi kecil, jelas perlu tambahan vitamin. Biasanya bayi kecil yang lahir cukup bulan ini disebabkan ada masalah di plasenta ketika bayi masih di kandungan, hingga suplai makanan dari ibu ke janin kurang bagus. Makanya, ia lahir dengan berat badan rendah.
* Tak terkena sinar matahari.
Bayi yang tak terkena sinar matahari butuh vitamin, khususnya suplemen vitamin D. Namun kasus ini biasanya terjadi di negara empat musim. Ketika musim dingin tiba, bayi, kan, tak bisa dibawa keluar karena bisa kedinginan dan matahari pun jarang ada.
Di dalam kulit, terang Najib, ada bahan untuk membuat vitamin D. Namun untuk memproduksi vitamin D, kulit perlu terkena sinar matahari dulu. "Jadi, bila tak ada sinar matahari, proses tersebut tak bisa berlangsung."
Di negeri kita tentulah jarang sekali terjadi bayi kekurangan vitamin D. Bukankah negeri kita kaya akan sinar matahari? Terlebih lagi, ibu-ibu Indonesia biasanya kerap menjemur bayinya di waktu pagi kala mentari baru menampakkan dirinya.
KEBUTUHAN MINERAL
Selain vitamin, pemberian mineral pun tak boleh berlebihan. Bila gigi si kecil tak jua erupsi, misal, jangan buru-buru memberinya suplemen kalsium karena belum tentu ia membutuhkannya. Lagi pula, usia normal erupsi gigi antara 6 hingga 12 bulan. Toh, ini pun bukan patokan pasti karena ada juga bayi yang sudah erupsi di usia lebih awal semisal 4 bulan. Pasalnya, terang Najib, erupsi gigi juga dipengaruhi faktor bawaan anak.
Jadi, bila si kecil menyusunya bagus dan makannya pun baik namun ia belum juga erupsi gigi, berarti ia tak butuh tambahan kalsium. Bukankah kebutuhannya akan kalsium sudah dipenuhi dari susu? Jangan lupa, susu kaya akan kalsium. Sebaliknya, bila si kecil sudah erupsi gigi namun minum susunya kurang, ia jelas butuh suplemen kalsium.
Tentu bukan cuma kalsium. Mineral lain seperti fosfor dan fluor pun tak boleh berlebihan. Fluor, misal, penting untuk kekuatan gigi. Asupan fluor didapat dari air minum. Bila kadar air minum kurang dari 0,3 PPm (part per million), maka dibutuhkan suplementasi fluor; bisa dalam bentuk tablet atau multivitamin. Namun bila kadarnya sudah 0,3 PPm atau lebih, "tambahan fluor jelas tak diperlukan lagi." Hati-hati, lo, kelebihan fluor membuat gigi bercak-bercak, bukan putih. Malah jadi jelek, kan?
Bagaimana, Bu-Pak? Sekarang sudah tak mengagung-agungkan vitamin lagi, kan?
Faras Handayani/nakita
GEMUK PUN BISA KEKURANGAN VITAMIN
Bila si kecil gemuk, kita harus memperhatikan pemberian makanannya. "Jangan beri makanan yang berkarbohidrat tinggi seperti kue atau biskuit, karena membuatnya makin cepat gemuk. Sebaiknya berikan sayur dan buah," anjur Najib. Sayur dan buah sangat tinggi manfaatnya untuk kesehatan karena bisa menghindarkan sembelit dan tak bikin gemuk. Sayang, banyak orang tua lebih memilih memberi makanan yang dianggap lebih bergizi seperti susu, telur, dan daging sementara sayur dan buah tak dibiasakan. Akibatnya, ada bayi gemuk tapi kekurangan vitamin karena kelebihan kalori. Jadi, kendati gemuk, bukan berarti si kecil tak akan kekurangan vitamin, ya, Bu-Pak. Itulah pentingnya anak diberi makanan bergizi seimbang.
SI KECIL MENOLAK MAKAN LANTARAN DIPAKSA MAKAN
Bukan tak mungkin lantaran kita terlalu memaksanya makan. Seperti dikatakan Najib, 89 persen anak yang tak mau makan, penyebabnya karena dipaksa makan, entah oleh orang tua atau pengasuhnya. "Biasanya mereka punya target untuk menaikkan berat badan bayi. Hingga, walaupun si bayi sudah tak mau makan, tetap dipaksa." Bahkan, sering terjadi ibu sampai marah hingga bayi dicekokin agar makanannya bisa masuk. Sampai bayinya mau muntah pun masih tetap dipaksa makan. "Nah, ini, kan, membuatnya jadi trauma hingga akhirnya menolak makan." Ciri-cirinya: jangankan dikasih makan, melihat peralatan makannya saja ia sudah berontak dan mau muntah. "Itu akibat saking sebelnya ia karena dipaksa terus."
PILIH VITAMIN SINGLE
Maksudnya, sebuah produk vitamin hanya terdiri dari satu jenis vitamin. Sayang, sekarang jarang sekali vitamin yang single. Kebanyakan, satu produk terdiri bermacam-macam vitamin yang dicampur jadi satu. Di satu sisi memang memudahkan, tapi di sisi lain malah menyulitkan. Pasalnya, bila si kecil cuma butuh tambahan vitamin C, misal, tapi dengan mengkonsumsi produk yang terdiri macam-macam vitamin, maka bisa jadi ia akan kelebihan vitamin lainnya. Itulah mengapa, saran Najib, pilih vitamin yang single karena lebih baik.
Sumber: Tabloid Nova
Langganan:
Postingan (Atom)