Sahabat Bunda Dalam Mengoptimalkan

Sahabat Bunda Dalam Mengoptimalkan Perkembangan Anak

Kamis, 03 Februari 2011

ANAK MEMBANTAH...

Saat Anak Seperti Sinchan
            Memiliki anak seperti Sinchan, tokoh utama dalam film kartun Crayon Sinchan memang membuat pusing. Bagamana tidak, jika anak yang masih berusia balita tersebut sudah pandai sekali berargumen. Jika orangtua memberitahu sesuatu, bukannya sikap menurut, akan tetapi ia justru bertanya mengapa dan bagaimana serta ini itu. Atau, malah seakan mengajak kita untuk berdebat.
            Dan tentunya, orangtua mana yang akan tega jika sebentar-sebentar menjewer bahkan memukul anak karena ulahnya mendebat ucapan kita sebagai orangtua. Meskipun jengkel dan bahkan itu sampai lepas kontrol untuk dilakukan seperti mamanya Sinchan, tetap saja rasa tidak tega dan menyesal lebih menguasai kita setelahnya.
            Lantas, cara apa yang perlu dilakukan orangtua manakala menghadapi anak yang suka membantah? “Caranya orangtua juga jangan kalah berargumen dengan anak. Waktu mengajak komunikasi atau ngobrol dengan anak ketika mereka berbuat salah, orangtua perlu mengajak mereka berkomunikasi dengan bahasa yang dimengerti dia. Ini justru meningkatkan kekritisan anak,” ujar Esther Irene Djara, ibu dari satu putri dan satu putra ini.
            Ketika ditanya apakah anak kemudian tidak menjadi suka membantah karena terbiasa diajak untuk berkomunikasi daripada langsung dihukum, Esther  justru menjawab, itu menjadi hal yang bagus untuk membangun watak kekritisan anak kelak.
            Memang sudah watak dasar dari anak untuk mempertanyakan ini dan itu jika itu dirasanya menjadi hal yang aneh atau baru. Anak pun biasanya akan menyanggah apa yang diucapkan orangtua manakala sebelumnya ia mengetahui hal yang sama dari lingkungan lain.
            Contohnya ketika anak diminta untuk tidur siang, ia bisa bertanya mengapa hal itu harus dilakukan. Atau, ia malah akan menyanggah, “Kok teman adek boleh main sama mamanya. Kenapa Adek disuruh tidur?” mungkin itu yang terlontar dari bibir mungil mereka.
            Untuk menghadapi prilaku anak seperti Sinchan tersebut, jangan juga menghadapinya seperti mamanya Sinchan, memukul ataupun mencubit anak. Meskipun kadang kita dalam posisi lelah atau anak yang kelewatan kritis untuk menyanggah.
            Seperti yang dikemukakan Esther, jika kita tidak ingin kalah dari anak, taklukan mereka dengan argumentasi-argumentasi yang cerdas dan juga yang tidak bersifat menakut-nakuti atau mengancam anak.
            Biasakan juga sebelumnya untuk membuat kesepakatan konsekuensi yang akan anak terima jika hal tersebut dilanggarnya sendiri. Dan jikalau mereka sudah melakukan seperti telah disepakati atau menjadi anak yang baik dengan menuruti apa yang kita pinta, berikan ia hadiah. (ika)

Penyebab Anak Suka Membantah
            Banyak hal yang menyebabkan anak suka membantah. Sebelum orangtua menanganinya, ada baiknya kita mengetahui dahulu apa saja yang membuat anak memiliki watak untuk membantah
1. Anak melihat contoh dari lingkungan sekitarnya. Misalnya ia melihat kakaknya sering membantah orangtua.
2. Anak selalu diminta untuk melakukan hal-hal di luar kemampuannya, misalnya anak disuruh mengambil buku di atas rak, padahal anak tidak mampu melakukannya, hal itu mengakibatkan  anak membantah perintah orang tua.
3. Anak memiliki keinginan yang berbeda dengan orangtua, misalnya orangtua menyuruhnya mandi padahal anak masih ingin bermain.
4. Akibat penerapan disiplin yang longgar dan ketidakmampuan orangtua untuk mengatakan ‘tidak’ pada anak.
5. Disiplin yang berlebihan, otoriter, perfeksionis dan terlalu mendominasi.
6. Akibat disiplin yang tidak konsisten. Misalnya, ibu akan mengingatkan bila anak tidak gosok gigi sebelum tidur, namun ayah membiarkannya saja.
7. Akibat situasi stress atau konflik yang sedang dihadapi orangtua.
8. Terjadi pada anak kreatif, yang tidak ingin membeo dan hanya ingin melakukan apa yang ia inginkan.
9. Akibat marah dan kecewa pada orangtua atau anggota keluarga.
10. Terjadi pada anak cerdas dan biasanya suka membantah, namun mereka tahu konsekuensi dari tingkah lakunya.
11. Anak yang lelah, sakit, lapar, atau perasaan tidak enak lainnya. (net)

Buka Komunikasi dengan Anak
            Untuk mengetahui kemungkinan apa saja yang menyebabkan anak membantah perkataan orangtua, cobalah membuka komunikasi dengannya sehingga kita sebagai orangtua bisa mengetahui penyebab dan alasan mengapa anak mempertahankan pendapatnya. Setelah itu, orangtua pun jadi dapat menemukan jalan keluarnya bersama-sama.
            Kalau bisa, terapkan disiplin yang konsisten, menyenangkan, dan terbuka. Maksudnya, ketika anak sudah diminta untuk mentaati peraturan, orangtuapun harus konsisten dengan apa yang sudah ditetapkan bersama anak. Juga jangan tutup kemungkinan untuk menerima masukan dari anak.
            Ciptakan juga suasana yang menyenangkan dalam keluarga. Karena jika terdapat kondisi stres dan konflik yang terjadi pada orangtua dan itu diketahui oleh anak, dapat mengurangi penghargaan anak terhadap orangtua. Ujung-ujungnya, mucul sikap negatif yang dikeluarkan oleh anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar